Minggu, 24 April 2011

Nutrisi Anak Satu Tahun dan Ibu Menyusui (By Dr. Tan Shot Yen)

Tak bosan2nya saya tandaskan: MPASI selain merupakan pendamping (bukan pengganti!) ASI-nya yang masih diteruskan sampai usia dua tahun, juga merupakan ajang latihan si kecil mengasup, menikmati dan mencintai makanan padat sesuai kebutuhan nutrisinya. Saya tidak pernah lupa menegaskan sesuai dengan apa yang ditulis di Quran (bayangkan agama saja sudah mengaturnya): "susuilah anakmu sampai usia dua tahun"-dan tidak ada embel2 susu lain setelahnya. Bukan hanya zaman nabi belum ada industri susu kaleng, tapi memang manusia sudah cukup mendapat semua kebutuhan gizi diatas dua tahun melalui makanan yang dikunyah dan gaya hidup sehat.

Telur ayam (terutama bagian kuningnya) dan beberapa jenis ikan (jangan disamaratakan semua jenis ikan) memang mengandung protein tertentu yang bisa jadi tidak cocok atau belum waktunya untuk bayi yang sensitif. Cobalah ganti telurnya dengan telur burung puyuh misalnya. Bahkan banyak menu balita tampil semakin menarik dengan variasi telur kecil2 ini.
Begitu juga dengan ikan. Sudah saatnya kita lebih kritis dengan kualitas ikan saat ini. Salmon 20 tahun lalu tidak sama dengan salmon masa kini. Salmon yang terbaik ditangkap dari perairan laut bebas yang tidak tercemar. Sekarang hampir semua salmon yang saya temui berasal dari peternakan salmon! Ciri khas yang kasat mata adalah semakin lebarnya garis2 putih pada dagingnya yang oranye (Perricone, N. 2002. The Perricone prescription. A physician's 28-day program for  total body and face rejuvenation. New York:Harpercollins Publisher, Inc.)
Ikan yang hanya berkeliaran di kolam dan tinggal buka mulut menelan pelet cenderung lebih malas dan mempunyai garis lemak yang sangat kentara. Ketimbang ikan laut bebas yang gesit mengejar makanan dan kabur menghindar dari musuh. Jujur, sudah lama sekali saya tidak pernah membeli salmon. Apalagi kasus tingginya merkuri dan logam berat semakin menuai kontroversi tentang mitos gizi ikan salmon.
Inilah gunanya pembaruan informasi dan ilmu. Karena ini sangat penting untuk ajaran nutrisi dan pola makan. Sayangnya bentrokan terjadi pada ranah kepentingan ekonomi dan kemapanan investasi yang sudah terlanjur meraup untung untuk mempertahankan 'kepercayaan masyarakat' terhadap mitos2 jenis pangan tertentu.

Dengan tsunami Jepang dan bocornya reaktor nuklir yang merembes hingga ke air laut membuat dunia semakin waspada dengan konsumsi pangan laut (yang sudah lama juga tercemar dengan tumpahan minyak danlimbah pabrik sebetulnya). Sudah saatnya lagi kita pun turut membuka mata dan telinga, berpikir dan mengambil tindakan tanpa perlu menjadi panik. Namun saya masih percaya kekayaan laut negeri kita. Salah satu jenis rumah makan kecintaan saya adalah yang menyajikan berbagai masakan khas Makassar. Ikan Papakulu, ikan titang dan udang kipas adalah kekayaan eksotis bermutu dan tidak kalah dengan ikan tuna atau salmon. Balita sangat menyukai tekstur ikan bawal dan kerapu yang sangat lembut. Teri nasi juga sanat baik untuk campuran berbagai tim. Perlu dipahami, semakin kecil bentuk ikannya, semakin sedikit kandungan polutan dan cemaran lautnya.

Seimbang fisik dan mental
 Sebagai ibu muda , risiko untuk merasa putus asa sangat mungkin terjadi. Bahkan ada yang begitu paniknya sehingga diam2 berupaya diet keras. Semua itu semata-mata hanya ingin bentuk tubuhnya bisa 'kembali langsing dan menarik'. Kelelahan mengurus anak, frustasi mendengar tangisan bayi atau mendengar berbagai cerita miring tentang keluarga.

Selain itu merasa sedih tidak lagi aktif bekerja sesuai ilmu yang (sebagai bagian aktualisasi diri), 'miskinnya' ucapan penghargaan dalam keluarga, membuat seorang perempuan merasa begitu terpuruk dan mudah emosianal. Banyak perempuan merasa minder setelah melahirkan dan seakan hanya jadi 'sapi perah' untuk kebutuhan ASI anaknya. Buah dada tak keruan lagi bentuknya, rambut rontok, muncul flek pada kulit, nyeri pada punggung dan sederet keluhan yang bisa jadi tidak dipahami orang lain yang tidak mengalaminya.
Hal2 seperti itu mendorong perempuan mudah 'terhipnosis' dengan berbagai informasi (gawatnya bila sesat) dan tawaran2 yang seakan membawa mimpinya bisa kembali nyata.

Padahal penumpukan lemak pasca melahirkan justru mudah hilang jika ASI ekslusif gencar. Salah satu komponen yang sangat penting bagi bayi adalah kandungan asam lemak esensial. Olahraga terstruktur (yang diarahkan untuk pengencangan oto) dan terjadwal (bukan 'kalau sempat') semakin memperbaiki kontur tubuh. Bukan hanya itu, perbaikan postur tubuh selama 9 bulan hamil (yang cenderung membuat tulang belakang melesak ke depan) harusnya menjadi porsi utama latihan. Entah lewat pilates atau yoga yang membantu menghilangkan nyeri tulang dan otot.

Perubahan hormonal usai melahirkanpun sering dikaitkan dengan munculnya kerontokan rambut dan perubahan warna kulit. Namun kondisi ini bisa tumpang tindih dengan gangguan nutrisi juga. Kelebihan karbohidrat yang dicerna menjadi gula bukan hanya membuat kalori berlebih. Tapi juga muncul ketidaktahuan tubuh untuk mempertahankan yang seharusnya dipertahankan.
Percuma mengasup kalsium dan mineral berlebih, karena gula itu sendiri mengacaukan hubungan mineral termasuk chromium, tembaga, kalsium dan magnesium.

(Dikutip dari Konsultasi Nutrisi oleh Dr. Tan Shot Yen, tabloid Nyata edisi III April 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar