Sabtu, 23 April 2011

Jika Tidak Ada ASI : Susu Tempe bukan Susu Kedelai! (By Dr. Tan Shot Yen)

Dalam keadaan terpaksa tanpa ASI seperti kasus adopsi, saya sangat menganjurkan susu tempe. Bukan susu kedelai. Tempe mempunyai bonus dan kelebihan jauh dari sekedar kedelai yang justru masih menyandang banyak kelemahan. Susu kedelai saat ini mendapat sorotan tajam dari banyak peneliti di luar negeri sehubungan dengan kandungan phystoestrogen (sejenis hormon perempuan yang terdapat dalam tumbuhan). Dengan demikian anak laki2 yg dibesarkan dengan susu kedelai dicurigai berkembang lebih feminin.

Tempe adalah kedelai yang sudah difermentasi (diragikan) oleh jamur tempe. Selain higienis (jamur tempe tak mungkin berkembang bila terinfeksi jamur lain atau bakteri!), tempe juga mengandung vitamin B12 dimana kedelenya sendiri tidak. Karena itu orang2 yg tidak mengkonsumsi daging biasanya bergantung pada tempe untuk kecukupan vitamin B12. Selain itu untuk mencegah kelainan morfologi sel darah merah akibat anemia yang berlangsung lama (anemia pernisiosa disebabkan karena defisiensi vitamin B12).

Salah seorang peneliti LIPI bernama Muhammad Angwar bahkan sudah berhasil menciptakan nutrisi cair berbahan dasar tempe untuk pasien yang tidak bisa makan atau bergantung pada 'makan lewat selang' selama perawatan di rumah sakit. Hasil temuannya pernah muncul disalah satu harian terkemuka ibukota pada akhir bulan Desember 2008. Kita perlu berbangga dengan ilmuwan seperti beliau, tapi namanya surut bahkan produk penelitiannya tidak pernah diorbitkan sebagai produk nasional yg mampu menggeser produk asing yang dipakai rumah sakit diseluruh negeri ini.

Barangkali kita bisa memulainya untuk para bayi dan balita kita! Prinsip dari semua pemberian makan bayi dan balita adalah terjaganya kebersihan. Dari pembuatan produk pangannya, hingga tata cara pemberiannya kepada bayi. Susu tempe adalah produk pangan yang derajat kebersihannya bisa kita kontrol sendiri. 

Buat atau belilah tempe yang berkualitas baik, potong2 kecil, rebus hingga empuk betul. blender dalam alat blender yang sungguh2 bersih. beri air matang tambahan bila terlalu kental. saringlah dengan kain bersih. Nampak hasil saringan berwarna putih agak krem, yang perlu direbus ulang hingga mendidih. Susu ini tahan untuk 24 jam bila didinginkan didalam kulkas setelah tidak panas lagi.

Bila menggunakan botol susu, pastikan tata cara sterilisasi botol dan dotnya. belilahbotol dan dot kualitas baik sehingga bebas dioksin (racun yang keluar dari plastik yang terkena panas), dengan logo BPA free. Susu tempe dari kulkas cukup dihangatkan dengan cara: Tuang susu dingin ke dalam botol susu, rakit dengan dot dan penutupnya sekalian supaya tetap steril. Lantas, goyangkan botol berisi susu tempe itu dalam baskom yang berisi air panas dengan gerakan memutar. Setelah susunya tidak dingin lagi dan agak hangat, berikan ke bayi anda.

(Dikutip dari Konsultasi Nutrisi oleh Dr. Tan Shot Yen, tabloid nyata edisi IV Februari 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar