Jumat, 28 Juni 2013

PANDUAN MENYAJIKAN ASI PERAH

Written By Estina Nuranita on Saturday, October 13, 2012 | 5:40 AM

PANDUAN MENYAJIKAN ASIP

PANDUAN MENYAJIKAN ASIP untuk WM maupun FTM

Panduan ini dikumpulkan dari berbagai sumber oleh sebuah komunitas asi...silahkan dipelajari ya ^_^

***** menghitung kebutuhan ASI adalah BB bayi x 150ml **** 
 1. Hitung kebutuhan minum ASIP baby jika akan ditinggal ibu. Misalnya:
Notes: 1 botol berisi porsi 1x minum habis. Bisa 60ml s/d 125ml tergantung usia dan konsumsi bayi. Kalau sudah >6bulan sediakan extra 10-20 ml untuk dicampur dengan puree/bubur/puding/biskuit dll. Frekuensi minum bisa berbeda tiap bayi, antara 2-3 jam, cermati kebiasaan frekuensi minum baby masing-masing.

2. Jika sudah diketahui kebutuhan ASIP untuk besok adalah 5 botol, maka hari ini sekitar jam 22.00, turunkan/pindahkan botol kaca berisi ASIP beku dari freezer ke kulkas bawah/referigerator untuk proses pencairan. Letakkan di bagian terdalam, jangan di luar atau di pintu.Pastikan pintu kulkas tertutup dengan benar/rapat. Pastikan listrik dan kulkas tetap menyala. Pastikan suhu kulkas minimal 3/4 dari lingkaran knob termostat.

3. Keesokan harinya, estimasi baby akan minum sekitar jam 8.00 karena terakhir menyusu langsung jam 5.30. Sekitar jam 7.00, siapkan mangkuk berisi air hangat, keluarkan 1 botol ASIP yg telah mencair dari referigerator/kulkas bawah.

Kocok botol ASIP perlahan untuk membantu mencampur bagian yang mengental dengan yang cair.(putar leher botol pelan2 searah / berlawanan jarum jam)

4. Rendam dalam air hangat hingga botol tenggelam kurang lebih sampai 1/2 tinggi botol. Diamkan sampai ASIP hangat/suhu ruang.5. Jadi sekitar jam 8.00 ASIP hangat/suhu ruang sudah siap untuk diberikan pada baby. Sebelum diberikan, kocok perlahan lagi untuk membantu pencampuran dan rasakan suhunya jangan sampai terlalu panas.


RULE of THUMBS: ** ASIP jangan dipanaskan sampai mendidih.
** Dilarang menggunakan microwave dalam menghangatkan ASIP.
** Jika ASIP beku telah dicairkan di kulkas bawah/referigerator (belum dihangatkan), masih bisa disimpan dalam kulkas bawah sampai 24 jam setelah diturunkan. TETAPI ASIP TIDAH BOLEH DIBEKUKAN LAGI, KARENA Tidak diketahui dengan pasti apakah ASIP yang tersisa di botol (yang sudah dihangatkan) aman dan masih baik kondisinya untuk diminumkan lagi kepada bayi pada saat minum berikutnya.Jika ini terjadi, sebaiknya dibuang saja. Untuk mencegah hal ini, sebaiknya ASIP disimpan dalam botol yang tidak terlalu besar untuk porsi sekali minum, jadi mengurangi sisa ASI yang tidak terminum.
Menurut buku THE BREASTFEEDING ANSWER BOOK, halaman 228, beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat kandungan zat dalam ASI yang tak dikenal untuk melindungi ASI dari bakteri dan kontaminasi. Sebuah studi, Barger & Bull 1987, mnemukan secara statistik bahwa tidak ada perbedaan kadar bakteri dalam ASI yang telah disimpan 10 jam dalam suhu ruangan dengan ASI yang telah disimpan selama 10 jam. Bahkan sebuah penelitian lain, Pardou 1994, menemukan bahwa setelah 8 hari disimpan di kulkas ada kecenderungan ASI memiliki kadar bakteri yang lebih rendah dibanding saat setelah diperah atau dipompa.

Tambahan :
1. kalau ASIP BEKU yang sudah di cair kan tahan berapa lama di suhu ruangan ??
*** Asip beku yg sudah dicairkan tahan 8-10 jam di suhu ruangan.
2. boleh tidak ASIP yg sudah cair DI SIMPAN terus di Warmer ( pemanas) ????
*** Jika asip di panasi terus, nanti kandungan gizi asi akan banyak yg hilang. Baiknya mulai sekarang dilihat atau di jadwal kapan bayi minta minum. Jadi bisa di hangat kan sebelum bayi meminta.
3. cara menyajikan asip yg benar dan simpel kaya gimana???
**** Diamkan di kulkas bawah sampai mencair, setelah itu rendam dengan air hangat (bukan air panas), goyang pelan agar asip tercampur rata, tes suhu pada punggung tangan. Sajikan :)

RESIKO PEMBERIAN MPASI TERLALU DINI

RESIKO PEMBERIAN MPASI TERLALU DINI
(Dirangkum & ditulis bebas oleh Luluk Lely Soraya I, 26 March 2005)


Banyak sekali pertanyaan dan kritik yang timbul mengenai pemberian MPASI di usia < 6 bulan. Bahkan banyak dari kita tidak pernah tahu mengapa WHO & IDAI
mengeluarkan statement bahwa ASI eksklusif (ASI saja tanpa tambahan apapun
bahkan air putih sekalipun) diberikan pada 6 bl pertama kehidupan seorg anak.
Kemudian setelah umur 6 bulan anak baru mulai mendapatkan MPASI berupa bubur susu, nasi tim, buah, dsb.


Alasan menunda pemberian MPASI
Mengapa harus menunda memberikan MPASI pada anak sampai ia berumur 6 bulan ?! Kalo jaman dulu (baca : sebelum diberlakukan ASI eksklusif 6 bl) umur 4 bl aja dikasih makan bahkan ada yg umur 1 bl. Dan banyak yang berpendapat gak ada masalah apa-apa tuh dg anaknya.

Satu hal yg perlu diketahui bersama bahwa jaman terus berubah. Demikian juga
dengan ilmu & teknologi. Ilmu medis juga terus berkembang dan berubah
berdasarkan riset2 yg terus dilakukan oleh para peneliti. Sekitar lebih dari 5th
yg lalu, MPASI disarankan diperkenalkan pada anak saat ia berusia 4 bl. Tetapi
kemudian beberapa penelitian tahun2 terakhir menghasilkan banyak hal sehingga
MPASI sebaiknya diberikan >6bl.



Mengapa umur 6 bl adalah saat terbaik anak mulai diberikan MPASI ?!

1. Pemberian makan setelah bayi berumur 6 bulan memberikan perlindungan besar dari berbagai penyakit.

Hal ini disebabkan sistem imun bayi < 6 bl belum sempurna. Pemberian MPASI dini sama saja dg membuka pintu gerbang masuknay berbagai jenis kuman. Belum lagi jika tidak disajikan higienis. Hasil riset terakhir dari peneliti di Indonesia
menunjukkan bahwa bayi yg mendapatkan MPASI sebelum ia berumur 6 bl, lebih
banyak terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yg
hanya mendapatkan ASI eksklusif. Belum lagi penelitian dari badan kesehatan
dunia lainnya.

2. Saat bayi berumur 6 bl keatas, sistem pencernaannya sudah relatif sempurna
dan siap menerima MPASI.
Beberapa enzim pemecah protein spt asam lambung, pepsin, lipase, enzim amilase, dsb baru akan diproduksi sempurna pada saat ia berumur 6 bl.

3. Mengurangi resiko terkena alergi akibat pada makanan
Saat bayi berumur < 6 bl, sel2 di sekitar usus belum siap utk kandungan dari
makanan. Sehingga makanan yg masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi.

4. Menunda pemberian MPASI hingga 6 bl melindungi bayi dari obesitas di kemudianhari. Proses pemecahan sari2 makanan yg belum sempurna.
Pada beberapa kasus yg ekstrem ada juga yg perlu tindakan bedah akibat pemberian MPASi terlalu dini. Dan banyak sekali alasan lainnya mengapa MPASI baru boleh diperkenalkan pada anak setelah ia berumur 6 bl.


Masih banyak yg mengenalkan MPASI < 6 bl
Kalo begitu kenapa masih banyak orangtua yg telah memberikan MPASI ke anaknya sebelum berumur 6 bl ? Banyak sekali alasan kenapa ortu memberikan MPASI < 6 bl.
Umumnya banyak ibu yg beranggapan kalo anaknya kelaparan dan akan tidur nyenyak jika diberi makan. Meski gak ada relevansinya banyak yg beranggapan ini benar.
Kenapa ? Karena belum sempurna, sistem pencernaannya harus bekerja lebih keras utk mengolah & memecah makanan. Kadang anak yg menangis terus dianggap sbg anak gak kenyang. Padahal menangis bukan semata2 tanda ia lapar.

Belum lagi masih banyak anggapan di masyarakat kita spt ortu terdahulu bahwa
anak saya gak papa tuh dikasih makan pisang pas kita umur 2 bl. Malah sekrg jadi
orang.

Alasan lainnya juga bisa jadi juga tekanan dari lingkungan dan gak ada dukungan
spt alasan di atas. Dan gencarnya promosi produsen makanan bayi yg belum
mengindahkan ASI eksklusif 6 bl.


Aturan MPASI setelah 6 bulan : Karena < 6 bl mengandung resiko
Sekali lagi tidak mungkin ada saran dari WHO & IDAI jika tidak dilakukan
penelitian panjang. Lagipula tiap anak itu beda. Bisa jadi gak jadi masalah utk
kita tapi belum tentu utk yg lain.

Misalkan, ilustrasinya sama spt aturan cuci tangan sebelum makan. Ada anak yg
dia tidak terbiasa cuci tangan sebelum makan. Padahal ia baru bermain2 dengan
tanah dsb. Tapi ia tidak apa2. Sedangkan satu waktu atau di anak yg lain, begitu
ia melakukan hal tsb ia langsung mengalami gangguan pencernaan karena kotoran yg masuk ke makanan melalui tangannya. Demikian juga dengan pemberian MPASI pada anak terlalu dini. Banyak yang merasa "anak saya gak masalah tuh saya kasih makan dari umur 3 bulan". Sehingga hal tsb menjadi "excuse" atau alasan utk tidak mengikuti aturan yg berlaku. Padahal aturan tsb dibuat karena ada resiko sendiri. Lagipula penelitan ttg hal ini terus berlanjut. Saat ini mungkin pengetahuan dan hasil riset yg ada masih terbatas dan "kurang" bagi beberapa kalangan. Tapi di kemudian hari kita tidak tahu. Ilmu terus berkembang.

Dan satu hal yg penting. Aturan agar menunda memberikan MPASi pada anak < 6
bulan bukan hanya berlaku utk bayi yg mendapatkan ASI eksklusif. Tetapi juga
bagi bayi yg tidak mendapatkan ASI (susu formula atau mixed).

Semuanya akan kembali kepada ayah & ibu. Jika kita tahu ada resiko dibalik
pemberian MPASI < 6 bl, maka mengapa tidak kita menundanya. Apalagi banyak
sekali penelitian & kasus yang mendukung hal tsb.

Apapun keputusan ibu & ayah, apakah mau memberikan MPASi < 6 bl ataupun > 6bl, alangkah baiknya dipertimbangkan dg baik untung ruginya bagi anak, bukan bagi orang tuanya. Sehingga keputusan yg diambil adalah yg terbaik utk sang anak.


Sumber :
· Solid Food in Early Infancy increases risk of Eczema, from original source :
Fergusson DM et al Early solid feeding and recurrent childhood eczema: a 10-year
longitudinal study Pediatrics 1990 Oct; 86:541-546.[Medline abstract][Download
citation]

· World Health Organization (WHO). Infant Feeding Guidelines. 2003. Information
for Health Professionals on Infant Feeding.
www.who.int/health_topics/breastfeeding/en/

· World Health Organization (WHO). 2003. Global Strategy for Infant and Young
Child Feeding. www.who.int

· World Health Organization (WHO). Complementary feeding. Report of the global
consultation. Summary of guiding principles. Geneva, 10-13 December 2001.
www.who.int

· Artikel : Why Delay Solids?
http://www.kellymom.com/nutrition/solids/delay-solids.html

· The introduction of solids in relation to asthma and eczema. A Zutavern, E von
Mutius, J Harris, P Mills, S Moffatt, C White and P Cullinan.
http://adc.bmjjournals.com/cgi/content/abstract/89/4/303

· AAP. 1990. Early solid feeding and recurrent childhood eczema: a 10-year
longitudinal study. DM Fergusson, LJ Horwood and FT Shannon.
http://pediatrics.aappublications.org/cgi/content/abstract/86/4/541

· NCBI. Protective nutrients and bacterial colonization in the immature human
gut. Dai D, Walker WA.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=PubMed&list_uids=1\
0645469&dopt=Abstract

· Relation between early introduction of solid food to infants and their weight
and illnesses during the first two years of life. Forsyth JS, Ogston SA, Clark
A, Florey CD, Howie PW. Dept of Child Health, Ninewells Hospital and Medical
School, Dundee.

· Artikel : Stop MPASI terlalu dini. Majalah Ayahbunda Edisi/No.01 Januari 2005

NASIHAT DR TAN SHOT YEN TENTANG IMUNISASI

-->

Written By Estina Nuranita on Thursday, October 11, 2012 | 6:24 PM

Nasehat Dr Tan Shot Yen Tentang Vaksinasi (bagi ortu yang masih GALAU)

Siapa itu dr Tan Shot Yen???

DR. Tan Shot Yen, adalah seorang medical doctor, dokter yang kritis dan sering diundang sebagai pembicara dan narasumber di berbagai seminar. Selain sebagai dokter, dia juga praktisi Braingym dan Quantum, serta Hypnoterapist. praktisi energy healing, certified medical hypnotherapist, dan penulis buku Saya Pilih Sehat dan Sembuh, Dari Mekanisasi Sampai Medikalisasi, dan Resep Panjang Umur, Sehat, dan Sembuh.

dokumen ini merupakan pertanyaan lanjutan dari seorang penanya yg juga bertanya tentang alergi,bisa dilihat disini ---> http://www.facebook.com/groups/tanya.asi/doc/10151013146946026/
Sengaja kami pisahkan,yang bertujuan agar memudahkan dalam membacanya,namun isi dari pernyataan beliau tidak ada yg dikurangi atau ditambahkan.


dr. Tan Shot Yen menjawab soal imunisasi/vaksinasi :

Ini adalah masalah yang SANGAT SENSITIF – dalam arti, BANYAK KEPENTINGAN BERMAIN DI DALAMNYA. Betul bahwa pelayanan kesehatan mempunyai kewajiban melindungi rakyatnya dari penyakit dan ketidakberdayaan, tapi sistem pelayanan kesehatan pun di satu sisi tidak lepas dari ketinggalan informasi dan kepentingan politis kesehatan. Hal ini sudah terjadi sejak awal abad 19, saat banyak filsuf dan pakar mengkritisi otonomi rakyat untuk menentukan apa yang menjadi hak mereka, bukan pemerintah semata-mata menguasai tubuh semua orang. Menjadi kritis dan berpengetahuan itu baik dan sangat dianjurkan, tanpa harus menjadi ‘parno’. Tapi yang lebih penting adalah mendapat sumber pengetahuan yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan kemudahan komunikasi dan dunia internet, mudah pula informasi ngawur dan sudah kadaluwarsa berpindah tangan. Bahkan tanggapan- tanggapan pribadi sepihak hanya berdasarkan satu kasus seakan mampu menyamaratakan semua kasus. Menjadi konsumen kesehatan yang kritis khususnya mengenai imunisasi/vaksinasi dapat kita terapkan dengan:

1. Mendapatkan data statistik (buka internet, masuk ke website yang dapat dipertanggungjawabkan, seperti kementrian kesehatan, misalnya) – ketik “prevalensi hepatitis B” (misalnya, untuk mengetahui angka kesakitan akibat infeksi hepatitis B). Belajar cari tahu pula BAGAIMANA CARA penyakit ini disebarkan. Apakah bayi anda juga mempunyai risiko tertular? Apakah tempat anda tinggal termasuk wilayah endemik?

2. Mencari tahu BAGAIMANA penyakit- penyakit itu dapat DICEGAH. Apakah gizi baik dan memelihara kebersihan bisa dijadikan pegangan? Bagaimana lingkungan sekitar anda? Orang-orang dalam rumah yang juga ikut mengasuh anak anda? Vaksinasi selalu bicara tentang KEMUNGKINAN TERTULAR.

3. Cari tahu pula BERAPA LAMA vaksin tersebut bertahan mampu

mencegah suatu penyakit. Apakah ada CELAH dimana vaksin bisa gagal, dan berapa persen nilai
kegagalannya.

4. Dan yang JAUH LEBIH PENTING: - Dapatkan LEMBAR INFORMASI DARI PERUSAHAAN PEMBUAT VAKSIN. Ini adalah HAK PASIEN. Sebelum vaksin diberikan, mintalah pada dokter anda lembar tersebut. Bacalah dulu di rumah. Kembali lagi ke dokter untuk menanyakan apa yang tidak anda mengerti. Jangan lupa perhatikan RISIKO efek samping yang mungkin timbul (MUNGKIN, tidak berarti
TIDAK BISA TIMBUL). Sekali pun risiko hanya 1 berbanding sejuta orang, siapa tahu ANDA atau ANAK ANDA adalah SATU dari sejuta orang itu? Dan bagaimana CARA menghindari atau menyikapi bila toh risiko tersebut timbul? Jangan pernah menganggap remeh dan membiarkan dokter anda menjawab dengan enteng,”Ah, itu kan baru kemungkinan dan keciiiiillll sekali. Dibandingkan kalau anak anda tertular?” Hlo, tertular penyakit pun BARU KEMUNGKINAN, bukan? Apakah bila menghindari vaksinasi berbahaya lalu PASTI anak kita tertular? - Dalam setiap vaksinasi, SIMPAN (atau gunting, tempelkan) stiker pada botol vaksin yang diberikan itu pada BUKU CATATAN MEDIK pribadi anda. Ini sangat penting bila terjadi klaim atau masalah di kemudian hari. - Catat pula riwayat kesehatan SEBELUM dan SESUDAH pemberian vaksin.
Enjoy parenting selagi anda bisa, full-time motherhood is THE BEST!


(Ditulis oleh Dr Tan Shot Yen, sebagaimana yang dimuat dalam rubrik Konsultasi Kesehatan, tabloid NYATA).

JAWABAN TENTANG VAKSIN/IMUNISASI OLEH DOKTER MUSLIM


Written By Estina Nuranita on Saturday, October 13, 2012 | 5:36 AM

Jawaban Terhadap Vaksinasi oleh Dokter Muslim

Bismillah. Assalamu’alaykum wa rahmatullah.
Perdebatan pro – kontra vaksin sepertinya kian memanas, mengingat dalam 1 minggu ke depan adalah Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dimana semakin banyak orangtua cerdas memilih uuntuk menghindari vaksin. Berbagai macam alasan para orangtua untuk memilih mengatakan TIDAK UNTUK VAKSINASI, kelompok ini lebih dikenal dengan kelompok kontra vaksinasi sebagai kelompok minoritas. Diantara alas an mereka adalah kekhawatiran akan bahaya vaksin dan dari segi halal/haramnya produk yang digunakan. Sebagai Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tentunya wajar sekali jika isu halal/tidaknya menjadi perhatian khusus para orangtua.

Dan hal tersebut pula yang saya kritisi kepada pihak Biofarma, sebagai produsen vaksin lokal. Dimana sepengetahuan saya bahwa dalam menentukan halal/tidaknya sebuah produk, diwajibkan proses audit dari LPPOM MUI. Namun ternyata, lembaga tersebut tidak pernah mengaudit dan pihak Biofarma mengakui bahwa mereka tidak pernah meminta untuk diaudit. Aneh bukan? Pengakuan ini saya peroleh ketika menghadiri debat pro-kontra imunisasi yang diselenggarakan oleh majalah Ayahbunda di Jakarta.

Dalam 1 minggu menjelang dilaksanakannya PIN, situasi perdebatan semakin memanas. Kemudian muncul sebuah argumentasi yang memojokkan pihak kontra vaksinasi melalui sebuah blog.
Uraian ini bukan untuk menyudutkan siapapun, lebih memberikan ketegasan sikap atas PRINSIP DASAR ALASAN bagi pihak kontra dalam menolak vaksinasi. Saya akan mencoba menjabarkan secara bertahap analisa dan jawaban atas argumentasi di bawah ini.

Dari sebuah blog yang saya baca, menuliskan bahwa “sistem imunisasi/vaksinasi berasal dari dokter-dokter muslim zaman khalifah Turki Utsmani, dan cikal bakalnya sudah ada dari zaman khilafah abbasiyah. Referensi informasi tersebut menurut penuturan si pengirim sumber email ada pada buku “1001 Inventations Muslim Heritage in Our World” page 178. Tertera: “The Anatolian Ottoman Turks knew about methods of vaccination, they called vaccination Ashi. or engrafting, and they had inherited it form older turkic tribes”


Dalam hati, sejujurnya saya terkagum-kagum bahwa begitu hebatnya ilmuwan Islam namun hingga saat ini dunia barat pun masih belum memberikan pengakuan kepada para ilmuwan Islam. Satu kata yang menarik perhatian saya adalah “ENGRAFTING”. Saya memiliki latar belakang pendidikan dokter umum dan kebetulan ayah adalah seorang dokter spesialis bedah, sehingga kata “ENGRAFTING” sudah sering saya dengar sejak beranjak remaja.
Jika merujuk pada kamus kedokteran maka kata tersebut memiliki arti melakukan penanaman pada bagian tubuh, bisa kulit dan sebagainya.

Lalu karena semakin penasaran akan istilah ASHI / ENGRAFTING di jaman tersebut, maka saya telusuri mbah google demi memuaskan keingintahuan. Prinsip dasar saya bahwa ilmu yang diterima haruslah seimbang, dalam arti cek dan ricek adalah penting.

Sebagai kelanjutan kisah terhadap blog tersebut, maka mari kita lanjutkan hingga selesai uraian tersebut yah.

"Informasi berikutnya adalah Lady Mary Wortley Montagu (1689- 1762), istri dari duta besar Inggris untuk Turki saat itu, membawa system vaksinasi ke Inggris untuk memerangi smallpox, tapi ditolak oleh pemerintahan Inggris saat itu.
Untuk informasi mengenai Lady Mary ini, bisa juga dibaca di: www/.psychologytoday.com/blog/child-myths/200909/lady-mary-wortley-montagucontributor-public-health

Berikut kutipan tulisan pada URL tersebut:
“Lady Mary Wortley Montagu was a pretty girl until she had smallpox at age 26 and was left with many pitted scars on her face and no eyelashes. Her only brother died of the disease. Despite her disfigurement, Lady Wortley Montagu recovered her health and energy. (And we should remember
that plenty of other people had smallpox scars on their faces at that time, so the impact was not exactly what it would be if someone today had the same appearance.) With her husband, who was the British Ambassador to Turkey, and their little son and daughter, she traveled to what was then part of the Ottoman Empire.
She watched with interest as Turkish women carried out a method of inoculation for smallpox. This she described in letters to her family back in England. The Turks waited until cool fall weather came after the heat of the summer was over. They inoculated children by using the purulent matter from the sores of a person who had become infected with smallpox. Cutting into 5 or 6 veins (on the legs or upper parts of the arms), they poked the smallpox matter into the incision and then bandaged the site. The children seemed fine for some days, developed a fever for a few more days, and then generally recovered — immune to smallpox. Lady Wortley Montagu decided to have her own young son inoculated, accepting the fact that a small number of children were harmed by the inoculation, and he recovered
well— immune to smallpox. Returning to England, Lady Wortley Montagu began efforts at public education about inoculation. Her friendship with the then Princess of Wales, later Queen Caroline, was a great support to her work (although it’ s probably the case that Lady Mary could have accomplished more if she’d had fewer boyfriends, who didn’t seem to mind the lack of eyelashes). Because of these efforts, the British public was prepared to pay attention 30 years later when Edward Jenner published his evidence about smallpox vaccination.”

Semakin penasaran dengan kisah diatas, maka saya telusuri lebih jauh tentang smallpox, Edward jenner dan ashi Turkic tribes. Pencarian akhirnya membuat saya menemukan link ini www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1200696/ dimana dalam link ini merupakan jurnal ilmiah akan sejarah Edward Jenner sebagai penemu vaksin cacar air/smallpox.

Dalam pengkajian lebih lanjut, semakin memperkuat keyakinan saya bahwa vaksin saat ini dengan teknologi modern memang berbahaya tidak hanya bagi orangtua namun juga bagi bayi dan anak-anak.

Prinsip dasar ASHI atau Inokulasi pada jaman itu hampir sama dengan prinsip vaksinasi alamiah yang masyarakat lakukan terhadap campak. Tentunya ayah bunda pernah mendengar anjuran banyak pihak bahwa jika ada yang sakit campak, maka biarkanlah anak kita tertular dengan demikian anak akan memiliki antibody terhadap penyakit tersebut dengan sendirinya.
Nah ASHI, memang memaparkan penyakit terhadap orang sehat dengan cara melakukan sayatan pada kulit daerah subkutan dan memberikan bagian dari cacar air kedalamnya. Mirip namun tak sama dalam hal teknis.

Kemudian bisa dibaca pula uraian mengenai peran wanita tersebut diatas dalam dunia kesehatan masyarakat pada link ini eurpub.oxfordjournals.org/content/18/4/353.full

Setelah tuntas membaca dan mengkaji, Alhamdulillah keyakinan saya tidak berubah bahkan semakin menguatkan bahwa vaksin kimia saat ini yang dipergunakan memang berbahaya.

Mereka telah salah memahami bahwa penolakan kami adalah pada prinsip vaksinasinya. Padahal, penolakan kami adalah penggunaan bahan kimia yang berbahaya didalam vaksin modern tersebut. Jika dianalisa dari tindakan vaksinasi “kuno”, bisa kita pahami bahwa jaman itu mereka TIDAK menggunakan bahan-bahan kimia seperti merkuri, garam alumunim, atau bahkan menggunakan media hewan haram dalam proses pengembangbiakkan kuman/virus.

Bagaimanapun dalam hati kecil saya saat membaca dan mencari tahu lebih jauh, berpegangan pada prinsip bahwa seorang MUSLIM akan menghindari penggunaan bahan haram dan berbahaya. Dan itu TERBUKTI.

Untuk mengetahui bagaimana peran garam alumunium dalam tubuh, silakan dibaca penelitian ini dimana garam alumunium yang disuntikkan kedalam tubuh seekor tikus memberikan kerusakan bahkan kehancuran dari sel setiap organ tikus tersebut. Dosis yang digunakan tentunya disesuaikan dengan tubuh tikus tersebut. Lalu bagaimana dengan tubuh seorang bayi yang dilakukan berulang kali?

Link terhadap penelitian alum atau garam alumunium bisa dibaca disini :
- http://therefusers.com/refusers-newsroom/aluminum-based-adjuvants-cause-cell-death-and-release-of-host-cell-dna/
- http://www.sciencedaily.com/releases/2011/07/110717204910.htm
- http://www.nature.com/nm/journal/v17/n8/full/nm.2403.html
- http://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/21568886/

Link diatas hanyalah mengenai fakta akan bahaya garam alumunium yang digunakan sebagai bahan adjuvant di SEMUA vaksin. Untuk bahan vaksin lainnya, silakan ayah bunda telusuri mbah google dan belajar menganalisa sendiri yaahh..

Mari lanjutkan uraian dari blog diatas : “Adalagi informasi lainnya. Untuk vaksinasi dasar, Indonesia telah berhasil membuat vaksin sendiri, sudah terbukti uji klinis dan epidemiloginya, bahkan dieskpor untuk kepentingan regional Asia Tenggara, di Biofarma, Bandung.
Masalah yang berkembang dan mencuat belakangan adalah vaksinasi tambahan, termasuk meningitis untuk calon jamaah haji atau vaksin HPV, yang masih diproduksi oleh produsen luar negeri semisal GSK.
*menurut penuturan seorang guru ngaji bahwa kebetulan beliau bekerja di balai POM, sudah ada vaksin meningitis yang halal untuk calon jemaah haji*”


Mengenai vaksin meningitis, ayah bunda bisa baca sendiri di harian Republika edisi Jumat tanggal 14 Oktober 2011. Vaksin tersebut bahkan baru-baru ini kembali dikritisi oleh Mantan Menkes Siti Fadhillah Sapari bahwa semua vaksin tersebut tetap mengandung bahan haram alias babi. So, menurut saya dalam mencari sebuah iinformasi bukan sekedar berbicara dengan seseorang yang ilmunya terbatas.

Alhamdulillah informasi ini saya dapatkan LANGSUNG dari bu DR. dr Siti Fadhillah Sapari, SpJK (K) sebagai mantan menkes lohh.. Ditambah dengan pengakuan dari Biofarma bahwa mereka TIDAK PERNAH diaudit oleh pihak yang berwenang dan dalam hal ini adalah LP POM MUI.

Kalimat terakhir yang mendorong saya untuk meluruskan informasi dari blog tersebut adalah pernyataan bahwa seseorang yang bukan berasal dari kedokteran sebagaimana tertulis demikian “apalagi kalau munculnya dari orang-orang yang bukan ahlinya, atau bahkan ga punya background pendidikan kedokteran sama sekali.”


Buat saya, seorang dokter atau bukan - ia punya kemampuan untuk BELAJAR dari siapapun. Gelar dan sebagainya bukan jaminan bahwa individu tersebut akan berkata benar. Belajar adalah kata kunci yang luar biasa. Bahkan Rasulullah shalallahu alayhi wa salam menyuruh kita untuk tidak taqlid atau belajar seperti kerbau dicucuk hidungnya, dimana apapun perkataan seseorang yang dianggap pintar dijadikan hukum tanpa mempelajari lebih jauh. Dan Alhamdulillah informasi yang saya terima justru berasal dari sosok-sosok yang memiliki kompetensi tinggi, seperti DR. dr. Siti Fadhillah Sapari, SpJK(K) dan Prof. DR. Hasyim dari LP POM MUI.

Kritikan tajam saya tujukan pada kalimat ini “sorry to say, maap- maap yeee kalo agak kasar, menurut saya, orang tua yang menganggap tidak mengimunisasi anaknya adalah pilihan terbaik dan adalah hak dia untuk memilih untuk tidak mengimunisasi adalah orang tua yang LUPA, lupa bahwasanya ada HAK ORANG LAIN untuk merasa aman dari ancaman penyakit yang mematikan.”


Sebagai seorang dokter, saya memahami dengan baik bahwa jika kuman yang disuntikkan dalam tubuh seseorang dengan daya tahan tubuh yang menurun maka kuman/virus tersebut menjadi aktif bahkan menginfeksi tubuh yang menerima vaksin tersebut. Dalam hal ini, siapakah yang berjalan-jalan membawa bahan penyakit dan memiliki resiko memberikan penularan kepada anak lainnya yang sehat? Sehat tanpa bahan kimia, sehat karena ibunya memberikan pengobatan ala Rasulullah shalallahu alayhi wasalam?
Ditambah lagi pengakuan dari salah seorang karyawan Biofarma bahwa penyimpanan vaksin tersebut di beberapa wlayah pelosok Indonesia TIDAK MEMENUHI STANDAR, sehingga kemungkinan vaksin rusak atau terkontaminasi sangat besar.

Kembali pada kisah di blog tersebut “mau ngutip kalimat temennya ayah, beliau punya background pendidikan kedokteran dan sedang mengambil jenjang spesialis, aaahh:
“ﻪّﻠﻟَﺍ sdh Mengaruniakan akal buat kita, ilmu pengetahuan manusia sudah tahu tentang vaksinasi, kampanye sudah dijalankan, digratiskan lagi oleh pemerintah. Secara rasional, ga ada alasan lagi untuk ga vaksinasi jadi, anggapan bahwa imunisasi / vaksinasi berasal dari kedokteran barat yang penuh konspirasi untuk melemahkan umat muslim, gimana?”


Sebagai seorang dokter, walaupun dokter umum, satu hal yang saya ketahui bahwa pribadi muslim diberikan akal dan pikiran pertama kali yang dilakukannya adalah YAKINI AYAT-AYAT ALLAH dan RASULNYA. Selanjutnya baru kaji dan telaah.

Saya dan orangtua kontra vaksin kimia telah memilih ASI sebagai vaksin alami, karena kami meyakini QS. AL BAqarah : 233 dan dari ayat tersebut kami kaji lebih jauh. Saya pribadi membutuhkan waktu 7 tahun untuk meyakini bahwa inilah maksud dari ayat Allah subhanahu wa ta’ala itu, bahwa ASI adalah VAKSIN ALAMI bagi setiap anak manusia yang lahir di muka bumi.

Bukti ilmiahnya apa? Silakan membaca pada link dibawah ini, bahwa dr Albert Sabin pada awal merintis percobaan vaksin polio - beliau menggunakan kolostrum manusia dan sapi sebagai obat. Jurnal ini menunjukkan bahwa hewan yang terinfeksi oleh polio, 84% sembuh dengan pemberian kolostrum.

http://pediatrics.aappublications.org/content/29/1/105.full.pdf+html

Pada akhir kisah dalam blog tersebut, penulis menuliskan “Silahkan menilai dan menjawab sendiri yaaaa”

Maka saya menjawab "Betul, mari silakan menilai dan menjawab sendiri. Kebenaran hanyalah milik Allah subhanahu wa ta’ala semata dan kelemahan adalah dalam diri saya sebagai penulis. BELAJAR dan DO’A untuk mendapatkan cahaya kebenaran. Semoga ayah bunda tidak membutuhkan waktu selama 7 tahun seperti saya dalam meyakini kebenaran tersebut."

Sekali lagi bukanlah sekedar halal/haram semata namun BAHAN KIMIA didalam vaksin tersebutlah yang mendorong kami untuk mengatakan dengan lantang “NO TO VACCINE”.

Kamis, 27 Juni 2013

Pilihan

Kerja itu paling enak bukan di tempat yang gajinya gede atau yang bisa naekin gengsi tapi kerja di tempat yang nyaman dan hati senang, ga terlalu ngabisin waktu dan ga cape di jalan. Iya ga???

Tapi mungkin beda orang beda kepentingan ga da yang salah ko, semua bergantung kebutuhan. Secara, kebutuhan orang kan beda-beda. Berusaha memposisikan diri dari sudut pandang orang dulu aja sebelum berkomentar. 

Sama seperti memilih bekerja atau jadi full time mother, semua bergantung alasan dan niat kita. Ga ada yang salah selama niat kita bener, yang penting sih dapet ijin suami dan anak ada yang ngasuh.  Anakku udah makin gede, dah punya temen maen sendiri. Berharap punya waktu lebih buat calon anakku yang selanjutnya :)

Kemaren dapet pelajaran baru, katanya jangan pernah bilang salah sama keputusan orang. Kita ga bisa memaksakan keinginan orang yang barangkali menurut kita sayang untuk dibuang tapi malah mereka tolak. Mereka pasti punya alasan, sepanjang itu ga ngerugiin, kita mah setuju-setuju aja.

Disini Alhamdulillah dapet pelajaran-pelajaran baru, kendalanya mungkin kebiasaanku yang ceroboh dan lupaan. Semua harus tercatat dengan baik klo punya kebiasaan kayak gini mah. Mudah-mudahan aja nanti tuanya ga pikun, heee

Kinay sebentar lagi mau sekolah, di play group al-Mumtaaz. Muahhaallll…klo dilihat dari kantongku mah. Tapi Bismillah aja deh, aku seneng sama metodenya yang memanusiakan manusia :) Maksudnya, umumnya kan sekolah-sekolah yang ada sekarang Cuma mengukur kecerdasan anak dari nilai-nilai raportnya. Kecerdasan diluar nilai-nilai rapot sama sekali ga diakui dan ga ada pendidikan karakter juga. Aku ga suka kayak gitu, kasian kan Kinay, jadi Insya Allah bukan karena gengsi tapi lebih karena pengen ngasih sekolah yang menyenangkan aja buat Inay. Alhamdulillah ay nerima alasanku.

Inay-nya juga seneng liat sekolahnya, mudah-mudahan aja nanti dia betah dan dapet temen-temen yang baik. Klo urusan biar pinter mah belakangan deh, setiap anak itu unik. Aku lebih suka nanti Kinay dah gede bisa mandiri cari uang sendiri tanpa bingung cari kerja kaya ortunya J Jadi apapun Kinay nanti, kita dukung aja, cuma bisa memfasilitasi asal tetap dijalur yang lurus. Pasti ada rejekinya ya nak…Insya Allah, Allah Maha Kaya, Maha Pemberi, Maha Pengasih…

Rabu, 26 Juni 2013

Curhat2


Kamis, 27 Juni 2013
Seneng banget kemaren inay tepatin janjinya klo maghrib harus pulang. Mudah-mudahan ga angot2an :D




11.39 WIB: lapeeerrrrrr….. :(
Makanan baru dateng, tapi ada yg mw makan ga ya??? Masa makan sendirian…??? Tapi laperrr… Tapi lebih baik kelaperan si daripada diomongin
terus
segala macemnya.ihhh…pada rempong semua!!! Disini menyenangkan, kerja-
nya ga pada rese, asal kerjaan beres amannnn… :)
Kekurangannya dinikmatin ajah… love-love-love…banget-banget…sama Inay…


Tinggal bagaimana "membunuh" kemalasanku…haduhh…apalagi klo ngeliat 
ay tidur, pasti sirik pgn ikutan tidur juga. Pengen masak, tapi ga mau cuci
piring. Pengen rumah bersih, tapi ga mau beres2 :D  
Emang salah ya klo ga suka sama pekerjaan rumah tangga?











Kangen sama Inay…pgn peluk, cium..cium..cium…mmmuaaahhhhhhhhh….
Inay lagi ngapain ya??? 

Pulau Tidung

Rabu, 26 Juni 2013
Sabtu minggu kemaren jalan2 ke pulau tidung ajak Inay juga, ikut rombongan
mertua perpisahan kepala sekolah. Awalnya khawatir sama Inay, ternyata 
Inay disana malah seneng banget, snorkling aja ikutan, kalah deh ayahnya…
ay ikutan snorkling juga karna malu ma anaknya kali, masa kalah ma anak
3 tahun…wkwkwk….

Murah banget ongkosnya Cuma 300rb, pp kapal dari muara angke tapi ke  
muara angkenya pake mobil pribadi, (kemaren sih kita titipin mobilnya di 
Dinas Perhubungan, bayar parkirnya 50.000 mau titip sehari atau 3 hari sama)
termasuk penginapan (ber-AC lagi!!!), makan 3x, ada acara bakar ikan 'n cumi
juga malemnya di pinggir pantai,free sepeda, snorkling dan banana boat.
Jadi kepikiran, ada untungnya ga tuh ya? Guide-nya juga baik2, pas naek 
sepeda bingung boncengin inay dimana, akhirnya ga da pilihan laen ditaro
di keranjang depan aja deh.Ampun deh, kitanya ngeri anaknya seneng2 aja.
Tapi akhirnya dicariin dudukan anak sama guidenya, pelayanan mereka 
jempol bgt deh…jadi nyaman keliling2 pulau naek sepeda :D

Jadwalnya sih kemaren naek kapal jam 7 (agak ngaret sih ga pas jam 7), 
nyampe pulau tidung jam 10an, dibawa ke penginapan ternyata makanan 
udah tersedia, jadi pas dateng makan, n nyantai2 dulu. Jam 1 dijemput, acara
snorkling dibawa naek perahu kira2 1/2 jam kali y…udah snorkling diajak
ke jembatan cinta, disana ada permainan banana boat, donat sofa, jet ski, 
ato "Cuma" loncat aja dari jembatan cinta. Banana boat/ donat sofa mah udah 
termasuk paket, tapi tiketnya satu org satu jatahnya jadi milih mau naek apa.
Berhubung kemaren banyak emak2 yang pada takut, jadi bisa puas maen :D
Jadwal maen sampe jam 5an, dah gitu pulang ke penginapan dah tersedia
makan. Jam 8 dijemput lagi buat acara bakar ikan di pinggir pantai, ke jemba-
tan cinta lagi malem2 naek sepeda, lumayan jauh, tapi seru!!! Tapi inay ga 
kuat dah ngantuk, jadi kita pulang duluan deh, jadi ga nyobain ikan bakarnya .

Nah, besoknya jam 5 pagi kita dah dijemput buat liat sun rise, tapi pada su-
sah bangun jadi baru jam 6 krg berangkatnya, dah terang :D
Biasa naek sepeda lagi, seneng banget kemana2 naek sepeda, biar jauh ga
kerasa. Pantainya beda bukan yang deket jembatan cinta, tapi bagus juga,
banyak ayunannya. Inay seneng banget maen pasir disini.

Jam 10 kumpul langsung ke dermaga, naek kapalnya ampun dah rebutan gitu
kaya pengungsi dari mana, penuh perjuangan.fiuuuhh… Perjalanannya 3 jam
kurang. Ga enak naek kapal sama makanannya, tapi selebihnya asyiiiikkkk…
hoaaaahhhh….nguantukkkk….

curhat

Jum'at, 21 Juni 2013
orang kaya…bisa jalan2 ke luar negeri, gadget selalu punya yg terbaru…
mungkin sedekahnya wowww jg kali ya…
# berusaha positive thingking :D
kadang suamiku suka agak menahan keinginanku untuk selalu memberi…
padahal bwt ortu ma adik2ku sendiri. Soalnya setiap mw beli sesuatu yg 
harganya lumayan, aq bilang g perlu, g terlalu butuh ato masih ada yang
bisa dipake. Mending bwt ini aj bwt itu aj yg bener2 butuh :D
Mungkin menurutnya jadi g bisa menikmati hidup, soalnya kadang ada
sedikit rasa iri pengen jalan2 kemana ato beli brg2 yg wah karna liat org2 
sekitar, tapi buatku bisa bantu mereka itu suatu kepuasan tersendiri :D
Bisa dibilang bekerja lagi pun untuk mereka, ga ada ambisi apa2..
Tapi kemaren ngobrol2 sm senior, jadi agak tergelitik untuk maju dalam 
karir. Tapi apa iya karir yg bagus bisa bagus jg dlm rumah tangganya?
Beban tanggung jawab yg besar itu kan suka ga kenal waktu. Oke, mungkin 
itu tujuan jangka panjang aja deh, yang penting mah anak dulu, program
bikin anak ke2 dan ke3. eh, ada lagi aq pengen adik2ku bisa sukses dan 
bisa bikin bangga mam n pap. Biar bisa nunjukkin ke orang yg selama ini 
mandang sebelah mata. 
Bekerja itu seizin suami, suamiku malah nyuruh kerja :( ywdh sekarang mah 
alhamdulillah kerjanya office hour n fleksibel. Alhamdulillah bgt, gimana aq g
makin bersyukur coba? Ini bisa jadi ujian juga, bismillah aja…
Sekarang nyoba untuk belajar dan memposisikan diri untuk jadi orang yg ga 
tau apa2 aj biar aman. Klo sok tau tar pada ga mau ngajarin lagi. Aku jadi 
ngerti kenapa ay memposisikan diri seperti itu. Aku baru ngerti…
Selama ini aku sok tau dan egois, gampang bgt marah klo semua ga berjalan
sesuai kemauanku. Sekarang dah punya anak, HARUS bisa kontrol emosi.
Katanya semua bwt anak, tapi kenapa untuk urusan sepele aja masih marah,
liat orang yg punya anak istimewa aja masih bisa sabar. Subhanallah…
Asytaghfirullah…betapa jahatnya pia selama ini ya…ke ortuku, ke adik2ku…
Semoga disisa umurku ini pia ga lagi nyakitin mereka, tapi bisa nyenengin n
bikin mereka bangga tanpa mengabaikan inay. Bismillah, ridhoi aku ya Allah