Jumat, 06 Mei 2011

Biasakan Anak dengan Makanan Alami (By Dr. Tan Shot Yen)

Dengan tercapainya usia 24 bulan (2 tahun), anak sudah bukan bayi lagi. Gigi geliginya pun komplit, maka sudah saatnya dia mengunyah semua makanan padatnya. Bahkan di usia dua tahun dia tidak lagi butuh susu, termasuk asi. Sudah saatnya berhenti (pahami dengan kritis keika susu belum masuk pasar dagang dan mengatur perekonomian industri panganD). Anak sapi ketika sudah memamah rumput pun tidak pindah ke induk kambing untuk melanjutkan menyusu bukan? 

Semua kebutuhan gizinya sangat kaya terdapat pada tepung beras merah, berbagai kacang2an, ikan laut dalam, ayam, telur, tempe, segala jenis sayur berdaun hijau dan buah berbagai warna. Tinggal sekarang bagaimana kita mampu memberi contoh dan pendidikan untuk membiasakan lidah anak menyukai makanan alam. Kalsium untuk pertumbuhan gigi dan tulang banyak terdapat dalam sayur dan paparan sinar mataharidengan kandungan ultraviolet B sebagai sumber provitamin D3.

Sangat menyedihkan jika kita menginginkan anak sehat dan bertulang kuat tapi hanya dicekoki susu seperti bayi dan ia bermain dengan video game di kamar. Untuk pertumbuhan, anak membutuhkan protein langsung daging ayamnya, bukan kaldunya. Cincang daging ayam sesuai kemampuan gigitan anak atau bentuk menjadi bola2 kecil (bakso ayam bikinan sendiri bukan tepung) dicemlungkan dalam sup sayurnya.

Jadi jelaslah sekarang dimana protein itu diperoleh. Sumsum tulang tidak mengandung protein, hanya lemak (apalagi tulang bulat). Daripada mengasup lemak berkualitas buruk (seperti pada isi sumsum) lebih baik anak mendapat sumber lemak sehat seperti alpukat, ikan, dan bumbu kemin dan extra virgin olive oil yang dibubuhkan setelah masakan diangkat dari api.

Tidak ada literatur ilmiah yang mengatakan ceker itu sehat. Barangkali karena ceker adalah bagian termurah dari tubuh ayam dan agar tidak kedengaran 'parah2 amat', maka pada zaman kita belum mampu membeli protein daging ayam, dibubuhilah kisah tradisi dan 'kepercayaan' tentang ceker ayam.

(Dikutip dari Konsultasi Nutrisi oleh Dr. Tan Shot Yen, dari tabloid Nyata edisi II April 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar